Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan pada Materi Teks LHO Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang
Restishima Yudanti, S.Pd
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan pemahaman peserta didik kelas X di SMK 17 Parakan pada materi teks LHO menggunakan media permainan Teka Teki Silang (TTS). Metode dalam penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan dengan cara melakukan studi kasus pada siswa kelas X.Farmasi 1 SMK 17 Parakan untuk mempelajari secara intensif keadaan peserta didik, kegiatan pembelajaran, dan kondisi lingkungan. Penyusunan jurnal ini merujuk pada artikel, jurnal ilmiah, dan buku yang berkaitan dengan penggunan Teka Teki Silang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi teks LHO.
Kata kunci: Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan pada Materi Teks LHO Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang.
Pendahuluan
Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Masing-masing manusia dianugerahi kekurangan dan kelebihan sehingga satu sama lain senantiasa saling membutuhkan dan melengkapi.Perbedaan kemampuan dan kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk saling mengenal, tolong-menolong, dan berinteraksi. Bahasalah penyatu interaksi manusia tersebut dalam bentuk komunikasi. Dalam perkembangannya, suatu bahasa yang dipergunakan oleh manusia pada suatu zaman juga bisa punah bila ditinggalkan masyarakat pemakainya. Oleh karena itu, perkembangan suatu bahasa sangat ditentukan oleh loyalitas pemakai bahasa tersebut terhadap bahasa yang dicintainya.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa persatuan perlu kita jaga. Hal ini dilakukan demi kelestarian dan perkembangan bahasa yang kita cintai ini. Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa Indonesia adalah pengembangan dan pembinaan bahasa.Ada empat komponen yang bertanggung jawab dalam perencanaan pengembangan dan pembinaan bahasa, yakni para ahli bahasa, pemerintah, guru bahasa, dan masyarakat penutur yang bersangkutan (Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:117). Keempat komponen tersebut haruslah saling berkaitan dan mendukung. Hal dilakukan agar usaha yang dilakukan dapat berjalan sistematis dan berkesinambungan sehingga idapatkan hasil yang optimal. Keempat komponen tersebut sangat terlihat di dunia Pendidikan.
Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia paham berarti mengerti. Sudaryono (2009: 50) mengatakan: “Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain”. Apabila pemahaman merupakan ukuran kemampuan seseorang untuk dapat mengerti atau memahami kegiatan yang dilakukannya, maka dalam pembelajaran, guru harus mengerti atau memahami apa yang diajarkannya kepada peserta didik. Pemahaman siswa dalam materi pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan hal penting, karena dengan adanya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran akan mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pemahaman Terhadap Materi Laporan Hasil Observasi.
Laporan Hasil Observasi merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK. Materi ini mempelajari tentang apa saja struktur pembentuknnya, kebahasaan, serta cara menyusunnya. Mempelajari materi Laporan Hasil Observasi membantu untuk membangun kemampuan berpikir kritis, penalaran serta pemecahan masalah.
Teka-Teki Silang.
Teka-teki silang (crossword puzzle) adalah suatu jenis permainan kata dengan template berbentuk segi empat, yang berisi kotak-kotak berwarna hitam dan putih secara mendatar (horizontal) dan menurun (vertikal). Permainan ini menyediakan sejumlah pertanyaan, dengan kata frase atau potongan huruf sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang disusun sedemikian rupa. Strategi pembelajaran teka-teki silang adalah salah satu strategi pembelajaran yang memanfaatkan teka-teki silang sebagai media belajarnya. Penggunaan teka-teki silang dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam materi.
Strategi pembelajaran teka-teki silang merupakan salah satu metode yang dapat dipakai oleh guru. Strategi ini merupakan pembelajaran aktif yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung. Dalam pembelajaran aktif bermain teka-teki silang tidak hanya guru saja yang aktif di dalam kelas, melainkan peserta didik yang akan terlibat aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, mencari jawaban atas pertanyaan (permasalahan) yang ada, mencari pasangan diskusi, aktif dalam kelompok diskusi, dan sebagainya.
Strategi pembelajaran teka-teki silang dianggap dapat meningkatkan motivasi siswa dalam membaca rujukan buku lain agar siswa mendapat jawaban yang benar dan tepat. Penggunaan teka-teki silang memerlukan pengetahuan dasar peserta didik. Maka sebelum menggunakannya peserta didik harus sudah membaca materi yang akan disampaikan oleh guru, sehingga teka-teki silang ini dapat melatih peserta didik untuk memanfaatkan buku-buku dan sumber lainnya untuk belajar mandiri.
Teka-teki silang dapat meningkatkan kerja sama antar siswa, merangsang siswa untuk aktif berpikir serta membantu siswa untuk lebih teliti dalam menjawab setiap pertanyaan. Penggunaan strategi pembelajaran tersebut akan lebih menyenangkan dan meningkatkan aktivitas siswa sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Latar belakang yang telah diuraikan tersebut adalah dasar-dasar pemikiran peneliti untuk memilih dan melakukan penelitian, “Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan dalam Dalam Materi Teks LHO Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhasap materi Teks LHO.
Metode Penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan penerapan media pembelajaran TTS menggunakan data wawancara dengan siswa dan guru, serta digunakan metode kuantitatif guna mendeteksi adanya peran penerapan TTS serta dampaknya pada hasil belajar kognitif. Desain yang digunakan secara kuantitatif yaitu one group pretest-posttest design dengan langkah : “(1) Pelaksanaan pretest untuk mengukur variabel terikat; (2) Pelaksanaan perlakuan atau eksperimen; (3) Pelaksanaan posttest untuk mengukur hasil atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan demikian, dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil pretest dan posttest.
Pembahasan.
Pada rumusan masalah pertama, media TTS mata pelajaran Bahas Indonesia diterapkan untuk memberikan solusi permasalahan yang ditemukan yaitu hasil pembelajaran yang kurang baik. Hasil wawancara dengan Guru diperoleh penjelasan bahwa : “Pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Laporan Hasil Observasi yang selama ini diterapkan di kelas X adalah dengan menggunakan metode ceramah dan juga alat peraga jika diperlukan. Kondisi ini membuat anak-anak itu banyak yang tidak memperhatikan, mungkin mereka bosan, banyak yang berbicara sendiri. Dampaknya sejauh ini bisa dibilang hasil belajar siswa pada saat pembelajaran kurang baik karena siswa banyak yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan”.Temuan hasil wawancara dengan guru didukung temuan wawancara siswa pada item pertanyaan 1 bahwa “siswa yang menyatakan kesulitan memahami materi Laporan Hasil Observasi sebanyak 15 siswa atau sebesar 75%. Pada item pertanyaan 2 diketahui bahwa sebanyak 5 siswa atau sebesar 25% siswa menyukai pembelajaran dengan metode ceramah, sedangkan sisanya sebesar 75% menyatakan tidak menyukai metode ceramah. Kondisi ini tentu membutuhkan solusi yang tepat agar kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Laporan Hasil Observasi dapat ditingkatkan. Solusi yang diajukan pada penelitian ini adalah penerapan media TTS. Guna mengetahui respon penerapan media TTS pada pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang menjelaskan sebagai berikut :“Sekolah sangat mendukung pemanfaatan media pembelajaran, karena dengan adanya sistem ini anak lebih berwawasan luas dalam berfikir. Media TTS cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia karena siswa lebih semangat Hasilnya alhamdulillah dari tes yang diberikan nilai rata-rata siswa bertambah. Media TTS Dapat merangsang anak lebih aktif dan dapat memperdalam pemahaman siswa dalam belajar. Siswa lebih memperhatikan pembelajaran daripada yang biasa guru lakukan. Namun terdapat kelemahan yaitu suasana kelas menjadi gaduh, takutnya mengganggu kelas lain”.Hasil penelitian terhadap siswa diketahui bahwa sebanyak 18 siswa atau 90% responden menyatakan media Teka-Teki Silang membuat siswa semakin aktif bertanya dan menyampaikan pendapat. Sebanyak 15 siswa atau 75% mengalami peningkatan hasil belajar pada materi Teks LHO dengan perolehan nilai diatas Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).
Simpulan
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaaan media permainan Teka Teki Silang (TTS) pada materi Teks LHO dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Melalui media TTS pembelajaran Bahasa Indonesia semakin menarik perhatian siswa, siswa lebih bersemangat dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat.
Daftar Pustaka.
Pramesti, Utami Dewi. 2015. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Dalam Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang. Diakses 18 Agustus 2023 dari http://jurnalpuitika.fib.unand.ac.id/index.php/jurnalpuitika/article/view/17/15/.