Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan pada Materi Teks LHO Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang

0
724

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan pada Materi Teks LHO Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang

Restishima Yudanti, S.Pd

restishima@smk17prk.sch.id

Abstrak

Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan pemahaman peserta didik kelas X di SMK 17 Parakan pada materi teks LHO menggunakan media permainan Teka Teki Silang (TTS). Metode dalam penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan dengan cara melakukan studi kasus pada siswa kelas X.Farmasi 1 SMK 17 Parakan untuk mempelajari secara intensif keadaan peserta didik, kegiatan pembelajaran, dan kondisi lingkungan. Penyusunan jurnal ini  merujuk pada artikel, jurnal ilmiah, dan buku yang berkaitan dengan penggunan Teka Teki Silang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi teks LHO.

Kata kunci: Peningkatan Pemahaman  Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan pada Materi Teks LHO  Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang.

Pendahuluan

Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Masing-masing  manusia dianugerahi  kekurangan dan kelebihan sehingga satu sama lain senantiasa saling  membutuhkan dan melengkapi.Perbedaan  kemampuan dan kebutuhan tersebut mendorong manusia untuk saling mengenal, tolong-menolong, dan berinteraksi. Bahasalah penyatu interaksi manusia tersebut dalam bentuk komunikasi. Dalam perkembangannya, suatu bahasa yang dipergunakan oleh manusia pada suatu zaman juga bisa punah bila ditinggalkan masyarakat pemakainya. Oleh karena itu, perkembangan suatu bahasa sangat ditentukan oleh loyalitas pemakai bahasa  tersebut  terhadap  bahasa  yang  dicintainya.

Bahasa  Indonesia  sebagai bahasa  negara  dan  bahasa  persatuan  perlu  kita  jaga.  Hal  ini  dilakukan  demi kelestarian dan perkembangan bahasa yang kita cintai ini. Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian bahasa Indonesia adalah pengembangan dan pembinaan bahasa.Ada  empat  komponen  yang bertanggung  jawab  dalam  perencanaan  pengembangan dan pembinaan bahasa, yakni para ahli bahasa, pemerintah, guru bahasa, dan masyarakat penutur yang bersangkutan (Aslinda dan Leni Syafyahya, 2007:117). Keempat komponen  tersebut haruslah saling berkaitan dan mendukung. Hal  dilakukan  agar  usaha  yang  dilakukan  dapat  berjalan  sistematis  dan berkesinambungan sehingga idapatkan hasil yang optimal. Keempat komponen tersebut sangat terlihat di dunia Pendidikan.

Pengertian Pemahaman

 Pemahaman berasal dari kata paham. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia paham berarti mengerti. Sudaryono (2009: 50) mengatakan: “Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain”. Apabila pemahaman merupakan ukuran kemampuan seseorang untuk dapat mengerti atau memahami kegiatan yang dilakukannya, maka dalam pembelajaran, guru harus mengerti atau memahami apa yang diajarkannya kepada peserta didik. Pemahaman siswa dalam materi pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan hal penting, karena dengan adanya pemahaman siswa tentang materi pembelajaran akan  mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pemahaman Terhadap Materi Laporan Hasil Observasi.

Laporan Hasil Observasi merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK. Materi ini mempelajari tentang apa saja struktur pembentuknnya, kebahasaan, serta cara menyusunnya. Mempelajari materi Laporan Hasil Observasi membantu untuk membangun kemampuan berpikir kritis, penalaran serta pemecahan masalah.

Teka-Teki Silang.

Teka-teki silang (crossword puzzle) adalah suatu jenis permainan kata dengan template berbentuk segi empat, yang berisi kotak-kotak berwarna hitam dan putih secara mendatar (horizontal) dan menurun (vertikal). Permainan ini menyediakan sejumlah pertanyaan, dengan kata frase atau potongan huruf sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang disusun sedemikian rupa. Strategi pembelajaran teka-teki silang adalah salah satu strategi pembelajaran yang memanfaatkan teka-teki silang sebagai media belajarnya. Penggunaan teka-teki silang dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam materi.

Strategi pembelajaran teka-teki silang merupakan salah satu metode yang dapat dipakai oleh guru. Strategi ini merupakan pembelajaran aktif yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa menghilangkan esensi belajar yang sedang berlangsung. Dalam pembelajaran aktif bermain teka-teki silang tidak hanya guru saja yang aktif di dalam kelas, melainkan peserta didik yang akan terlibat aktif dalam pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan, mencari jawaban atas pertanyaan (permasalahan) yang ada, mencari pasangan diskusi, aktif dalam kelompok diskusi, dan sebagainya.

Strategi pembelajaran teka-teki silang dianggap dapat meningkatkan motivasi siswa dalam membaca rujukan buku lain agar siswa mendapat jawaban yang benar dan tepat. Penggunaan teka-teki silang memerlukan pengetahuan dasar peserta didik. Maka sebelum menggunakannya peserta didik harus sudah membaca materi yang akan disampaikan oleh guru, sehingga teka-teki silang ini dapat melatih peserta didik untuk memanfaatkan buku-buku dan sumber lainnya untuk belajar mandiri.

Teka-teki silang dapat meningkatkan kerja sama antar siswa, merangsang siswa untuk aktif berpikir serta membantu siswa untuk lebih teliti dalam menjawab setiap pertanyaan. Penggunaan strategi pembelajaran tersebut akan lebih menyenangkan dan meningkatkan aktivitas siswa sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa. Latar  belakang  yang  telah  diuraikan tersebut  adalah  dasar-dasar  pemikiran  peneliti  untuk  memilih  dan  melakukan penelitian,  “Peningkatan Pemahaman  Peserta Didik Kelas X SMK 17 Parakan dalam Dalam Materi Teks LHO  Menggunakan Media Permainan Teka Teki Silang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhasap materi Teks LHO.

Metode Penelitian.

Penelitian     ini     menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan   penerapan   media pembelajaran     TTS     menggunakan data  wawancara  dengan  siswa  dan guru, serta digunakan metode kuantitatif  guna  mendeteksi  adanya peran penerapan TTS serta dampaknya pada hasil belajar kognitif. Desain     yang     digunakan     secara kuantitatif   yaitu   one  group  pretest-posttest design dengan langkah : “(1) Pelaksanaan pretest untuk mengukur variabel    terikat;    (2)    Pelaksanaan perlakuan     atau     eksperimen;     (3) Pelaksanaan posttest untuk mengukur hasil  atau  dampak  terhadap  variabel terikat.   Dengan   demikian,   dampak perlakuan   ditentukan   dengan   cara membandingkan   skor   hasil   pretest dan posttest.           

Pembahasan.

Pada rumusan masalah pertama,  media  TTS  mata  pelajaran Bahas Indonesia diterapkan   untuk   memberikan solusi  permasalahan  yang  ditemukan yaitu hasil pembelajaran yang kurang baik.  Hasil  wawancara  dengan  Guru diperoleh penjelasan bahwa : “Pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi  Laporan Hasil Observasi yang  selama  ini diterapkan  di  kelas  X adalah  dengan menggunakan  metode  ceramah  dan juga   alat   peraga   jika   diperlukan. Kondisi  ini  membuat  anak-anak  itu banyak   yang   tidak   memperhatikan, mungkin mereka bosan, banyak yang berbicara  sendiri.  Dampaknya  sejauh ini  bisa  dibilang  hasil  belajar  siswa pada  saat  pembelajaran  kurang baik karena  siswa  banyak  yang  tidak memperhatikan saat guru menjelaskan”.Temuan hasil wawancara dengan     guru     didukung     temuan wawancara siswa pada item pertanyaan  1  bahwa  “siswa  yang menyatakan    kesulitan    memahami materi   Laporan Hasil Observasi   sebanyak   15 siswa  atau  sebesar  75%.  Pada  item pertanyaan 2 diketahui bahwa sebanyak  5  siswa  atau  sebesar  25% siswa menyukai pembelajaran dengan metode ceramah, sedangkan sisanya sebesar    75%    menyatakan    tidak menyukai   metode   ceramah.  Kondisi  ini tentu membutuhkan solusi yang tepat agar kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi Laporan Hasil Observasi dapat ditingkatkan. Solusi    yang    diajukan    pada penelitian ini adalah penerapan media TTS.     Guna     mengetahui     respon penerapan media TTS pada pelajaran Bahasa Indonesia    dilakukan   wawancara   dengan Guru   Mata Pelajaran Bahasa Indonesia   yang   menjelaskan sebagai berikut :“Sekolah  sangat  mendukung pemanfaatan   media   pembelajaran, karena dengan adanya sistem ini anak lebih berwawasan luas dalam berfikir. Media TTS cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia  karena   siswa   lebih   semangat Hasilnya alhamdulillah  dari tes yang diberikan nilai rata-rata siswa bertambah. Media TTS Dapat merangsang   anak   lebih   aktif   dan dapat    memperdalam    pemahaman siswa   dalam   belajar.   Siswa   lebih memperhatikan pembelajaran daripada  yang  biasa  guru  lakukan. Namun   terdapat   kelemahan   yaitu suasana     kelas     menjadi gaduh, takutnya mengganggu kelas lain”.Hasil  penelitian  terhadap  siswa diketahui bahwa  sebanyak  18  siswa  atau  90% responden menyatakan media   Teka-Teki   Silang   membuat siswa   semakin   aktif   bertanya   dan menyampaikan  pendapat.  Sebanyak 15 siswa atau 75% mengalami peningkatan hasil belajar pada materi Teks LHO dengan perolehan nilai diatas Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).

 Simpulan

            Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaaan media permainan Teka Teki Silang (TTS) pada materi Teks LHO dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Melalui media TTS pembelajaran Bahasa Indonesia semakin   menarik   perhatian   siswa, siswa    lebih    bersemangat    dalam bertanya     maupun    menyampaikan pendapat.

Daftar Pustaka.

Pramesti, Utami Dewi. 2015. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Dalam Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang. Diakses 18 Agustus 2023 dari   http://jurnalpuitika.fib.unand.ac.id/index.php/jurnalpuitika/article/view/17/15/.

Riadi,Muchlisin. 2022. Strategi Pembelajaran Teka-Teki Silang (Crossword Puzzle). Diakses 19 Agustus 2023 dari  https://www.kajianpustaka.com/2022/09/strategi-pembelajaran-teka-teki-silang.html
Murti, Intan Indah Tri, Widya Trio Pangestu, Prima Rias Wana. 2021. Pengaruh Media Pembelajaran Teka-Teki Silang (Tts) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pelajaran IPS Kelas III. Diakses 18 Agustus 2023 dari  https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/4304/2042